Mengapa Engkau Menganiaya Aku ?

“Mohammad (seorang anggota dari polisi rahasia) telah ditugaskan untuk mengikuti saya (Adel) dan melakukan tugas lebih baik dari yang orang lain lakukan (saya cukup tahu tentang cara kerjanya bagaimana saya mengenali siapa yang baik dan siapa yang tidak baik). Setelah menjaga jarak berhati-hati untuk beberapa hari, Mohammad menghentikan langkah saya di jalan pada suatu hari dan bertanya sebuah pertanyaan yang tak pernah dilakukan oleh seorang interogator.

 

“Adel.” Dia sulit untuk memandang mata saya. “Mengapa kamu pikir aku sering dapat mimpi tentang Isa?”

 

Saat itu saya tidak tahu apakah itu pertanyaan jujur atau dia mencoba untuk menjebak saya. Saya telah melihat semuanya dari mimpi-mimpi palsu sampai ke percakapan palsu di Suriah—semuanya adalah untuk membongkar para pemimpin dari pergerakkan jemaah rumah. Tapi Mohammad gemetar, saya bisa katakan itu. Dalam banyak pertemuan di mimpinya, dia menjelaskan bahwa Isa menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Tidakkah kalian menyukai bagaimana Isa ‘mendapatkan’ manusia? Mohammad biasa bertanya banyak pertanyaan, tapi sekarang dia yang sedang ‘diinterogasi’. Dia tentu saja tidak tahu bagaimana menjawabnya.

 

Satu pertanyaan yang sangat menghantuinya adalah ketika Isa bertanya, “Mohammad, mengapa kamu menganiaya AKU?” Ketika dia sampai pada bagian cerita itu, dia menatap mataku dan mengaku, “Adel, aku tidak menganiaya Isa! Aku hanya melakukan pekerjaanku.” Mohammad sangat bermasalah dengan apa yang Isa telah katakan.

 

Saya bertanya, “Mohammad, di mana kamu dapatkan mimpi ini?”

 

“Di dalam kamar hotelku di Damaskus.” Saya beritahu dia bahwa saya tahu seorang lain yang mempunyai mimpi yang sama, dan dia sedang dalam perjalanan ke Damaskus. Pertemuan laki-laki itu dengan Isa terjadi di tengah hari. Sebenarnya itu adalah sebuah penglihatan.

 

“Apakah hal itu terjadi baru-baru saja?” Mohammad bertanya kepada saya. Saya tidak dapat menahannya dan tersenyum padanya ketika saya memberitahu Mohammad bahwa itu terjadi dua ribu tahun yang lalu. Saya tidak tahu bahwa Mohammad siap untuk hal tersebut. Dia ingin mengetahui selanjutnya. Jadi saya bertemu dengan Mohammad empat mata—bukan di ruang interogasi—untuk beberapa bulan ke depan. Sebuah hal yang indah terjadi juga: mimpinya berlanjut.

 

Pertanyaan-pertanyaan dia dapat menghabiskan sebuah buku, tapi dia adalah seorang murid yang hebat dan belajar Kitab Suci dengan penuh gairah, yang saya tidak pernah lihat di banyak orang sebelumnya.

 

Mohammad saat ini menjadi bagian salah satu dari kita. Dia seorang pengikut rahasia di dalam polisi rahasia.