Kasih Allah

 
PENDAHULUAN
  • Semua orang ingin dikasihi dan diterima tetapi cepat atau lambat setiap orang akan mengecewakan kita.
  • Hanya ada satu kasih yang sempurna—yaitu kasih Allah.
  • Kita harus menerima dan mengalami kasih Allah sebelum kita bisa mengasihi orang lain.
  • Isa menceritakan kisah tentang kasih seorang bapa kepada anaknya yang durhaka untuk
   menggambarkan kasih Allah bagi orang-orang yang tidak taat kepada-Nya.
  • Untuk memahami kasih Allah, pikirkan tentang apa yang anak itu lakukan untuk membawa aib pada bapanya dan apa yang bapanya lakukan untuk menunjukkan bahwa ia mengampuni anaknya.
 

 

FIRMAN
11 Isa berkata lagi, “Adalah seorang bapak yang mempunyai dua anak laki-laki.
12  Yang bungsu berkata kepadanya, ‘Ayah, berilah kepadaku sekarang ini bagianku dari kekayaan kita.’ Maka ayahnya membagi kekayaannya itu antara kedua anaknya.
13  Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual bagian warisannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan uangnya dengan hidup berfoya-foya.
14  Ketika uangnya sudah habis semua, terjadilah di negeri itu suatu kelaparan yang besar, sehingga ia mulai melarat.
15  Lalu ia pergi bekerja pada seorang penduduk di situ, yang menyuruh dia ke ladang menjaga babinya.
16  Ia begitu lapar sehingga ingin mengisi perutnya dengan makanan babi-babi itu. Walaupun ia begitu lapar, tidak seorang pun memberi makanan kepadanya.
17  Akhirnya ia sadar dan berkata, ‘Orang-orang yang bekerja pada ayahku berlimpah-limpah makanannya, dan aku di sini hampir mati kelaparan!
18  Aku akan berangkat dan pergi kepada ayahku, dan berkata kepadanya: Ayah, aku sudah berdosa terhadap Allah dan terhadap Ayah.
19  Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah. Anggaplah aku seorang pekerja Ayah.’
20  Maka berangkatlah ia pulang kepada ayahnya. Masih jauh dari rumah, ia sudah dilihat oleh ayahnya. Dengan sangat terharu ayahnya lari menemuinya, lalu memeluk dan menciumnya.
21  ‘Ayah,’ kata anak itu, ‘aku sudah berdosa terhadap Allah dan terhadap Ayah. Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah.’
22  Tetapi ayahnya memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, ‘Cepat! Ambillah pakaian yang paling bagus, dan pakaikanlah kepadanya. Kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya.
23  Sesudah itu ambillah anak sapi yang gemuk dan sembelihlah. Kita akan makan dan bersukaria.
24  Sebab anakku ini sudah mati, sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, sekarang ditemukan kembali.’ Lalu mulailah mereka berpesta. (Surah Lukas 15:11-24)
 

 

PENERAPAN
  1. Apa yang Anda pelajari tentang kasih Allah dari ayat-ayat ini?
  2. Bagaimana Anda akan menerapkan ayat-ayat ini dalam kehidupan Anda?
  3. Bagaimana Anda akan menerapkan ayat-ayat ini untuk membantu orang lain?